Jumat, 02 Maret 2012

Askeb ku


ASUHAN KEBIDANAN PADA An “ R“ UMUR 5 BULAN DENGAN  BRONKIOLITIS
DI  RUANG ANAK RSUD KERTOSONO KABUPATEN NGANJUK




OLEH :
JIAMAH
10.022





AKADEMI KEBIDANAN PGRI KEDIRI
Jalan KH A. Dahlan 76 Kediri
TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012





LEMBAR PENGESAHAN

“Asuhan Kebidanan pada An.” R “ umur 5 bulan dengan Bronkiolitis  di Ruang Anak RSUD Kertosono Kabupaten Nganjuk” telah disahkan pada :

Hari                 :
Tanggal           :




MAHASISWA


Jiamah
10.022


PEMBIMBING KLINIK / CI                                      PEMBIMBING INSTITUSI                                                            


            Ika Purwanti S.kep                                                     Anna Nurhidayati . SST
            NIP. 1997007061995032001                                      NIK.100588010211








LEMBAR KONSULTASI INSTITUSI
Nama                          : Jiamah
NIM                            : 10.022
Judul Kasus                : Asuhan Kebidanan pada An.” R “ umur 5 bulan dengan Bronkiolitis
Diruang                       : Anak RSUD Kertosono
Pembimbing               : 1. Ika Purwanti S.kep
                                      2. Anna Nurhidayati.SST
No
Hari / Tanggal
Revisi
Tanda Tangan
1.




LEMBAR KONSULTASI  RUMAH SAKIT
Nama                          : Jiamah
NIM                            : 10.022
Judul Kasus                : Asuhan Kebidanan pada An.” R “ umur 5 bulan dengan Bronkiolitis
Diruang                       : Anak RSUD Kertosono
Pembimbing               : 1. Ika Purwanti S.kep
                                      2. Anna Nurhidayati.SST
No
Hari / Tanggal
Revisi
Tanda Tangan
1.




2
Jum’at 30/12/2011




Sabtu 31/ 12/ 2011
-        Pelajari LP
-        Askeb penatalaksanaaan s/d catatan perkembangan dibenahi

-        Acc


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penyakit infeksi paru merupakan penyakit infeksi yang paling sering ditemukan di masyarakat maupun yang dirawat di rumah sakit, dan masih merupakan masalah kesehatan utama diseluruh dunia. Penyakit infeksi paru berkisar 60 – 80 % dari seluruh penyakit paru, sedangkan sisanya 20 – 40 % adalah penyakit non infeksi. Penyakit infeksi paru masih merupakan penyebab kematian yang amat penting di Indonesia. Baik yang mengenai cabang – cabang pembulih paru (Bronkus atau Bronkiulus ) atau yang mengenai jaringan paru – paru (Pnemonia TBC).
Berdasarkan data distribusi sistem penyakit nafas pasien rawat inap indonesia tahun 2004, diperoleh angka kematian yang disebabkan oleh bronkitis kronis, emfisema,PPOK sebesar 1629 dengan rata – rata frekuensi kasus 8,9%, pneumonia sebesar 3113 (8,2%), bronkiektasis sebesar 57 (4%0), bronkitis akut dan bronkiolitis akut sebesar 355 (3,9%) serta abses paru sebesar 25 (75%). Sedangakan unrtuk pasien rawat jalan, bronkitis kronis emfisema, PPOK dengan rata – rata frekuensi kasus (2,1%), bronkoektasis (2,3%), pneumonia (1,8%), bronkitis dan bronkioltis akut (1,8%), serta abses paru (1,4%).
Bronkiolitis merupakan suatu obstetri bronkiolitis yang sering diderita bayi dan ana kecil yang berumur kurang dari 2 tahun. Angka kejadian tertingi rata – rata ditemukan pada usia 6 bulan. Pada daerah yang penduduknya padat insiden bronkiolitis terbanyak pada usia 2 bulan.
Kadar kematian disebabkan bronkiolitis juga tinggi. Kajian menunjukkan jika bayi mendapat masalah bronkiolitis ketika peringkat bayi, mereka berisiko untuk mendapat asma apabila apabila besar.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik mengagambil kasus bronkoilitis pada anak di ruang  Anak RSUD Kertosono Kabupaten Nganjuk.

1.2  Tujuan
1.2.1       Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan anak dengan infeksi saluran pernafasan diharapkan mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensip.
1.2.2       Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada anak dengan bronkoilitis diharapkan :
1.     Mahasiswa mampu melakukan pengkajian baik data subjektif maupun data obyektif
2.     mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah berdasarkan data yang telah dikumpulkan
3.     Mahasiwa dapat menganalisis data sesuai dengan masalah yang ada
4.     Mahasiswa mampu menentukan penatalaksanaan sesuai dengan masalah yang ditemui
1.3  Metode Penulisan
Teknik pengumpulan data diperoleh oleh :
1)     Studi Kasus
Dengan melakukan pemeriksaan pada pasien, melihat dan mempelajari kasus dari rekam medis di rumah sakit
2)     Studi Kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku – buku referensi yang berhubungan dengan masalah yang ditulis. Tujuan agar mendapat data dasar yang teoritis dan bersifat ilmiah
3)     Observasi
Dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap klien tentang keadaan dan perkembangan kondisinya dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
4)     Wawancara
Dengan mengadaka tanya jawab secara langsung kepada klien dan keluarga, tenaga kesehatan (dokter, perawat dan bidan) tentang hal – hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan anak. Tujuannya untuk memperoleh data secaralangsung dari sumber data.
1.4  Sistematika Penulisan
BAB I        :  Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II       :  Tinjauan Pustaka
Berisi tentang teori bronkiolitis dan manajemen varney
1.     BAB III     :  Tinjauan Kasus
Berisi tentang pengkajian data, identifikasi diagnosa/ masalah, antisipasi masalah potensil, idenifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi, evaluasi
BAB IV     :  Pembahasan
Membahas ada tidaknya kesenjangan antara teori dengan kasus dan praktek di lapangan
BAB V      :  Penutup
Berisi tentang kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

















BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1    Konsep Bronkiolitis

1.                 Definisi
Bronkiolitis adalah radang disaluran pernafasan halus di paru – paru (Anonim,2008.http://www.indofamilyhealth.com).
 Bronkiolitis adalah infeksi akut pada saluran nafas kecil atau bronkiolus yang ada pada umumnya disebabkan oleh virus. Sehingga menyebabkan gejala obstruksi bronkiolus.
Bronkiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil (Bronkiolus) yang terjadi pada anak <2 tahun dengan insiden tertinggi pada usia sekeitar 2 – 6 bulan dengan penyebab tersering Respiratory Sincytial Virus (RSV), diikuti dengan para influenza dan adenovirus (Setiawati,2007.http//www.medica.store.com).
Bronkiolitis merupakan suatu sindrom obstrusi bronkiolus yang sering diderita bayi dan anak kecil yang berumur kurang dari 2 tahun. Angka kejadian tertinggi rata – rata ditemukan pada usia 6 bulan (Staf pengajar IKA FKUI,2005: 1233). 
2.                 Etiologi
Penyebabnya adalah RSV (Respiratory Sincytial Virus). Virus lainnya yang menyebabkan bronkiolitis adalah pavainfluenza, inflienza dan adenovirus.
Bronkiolitis biasanya terjadi setelah kontak dengan dengan orang dewasa atau anak besar yang menderita infeksi saluran nafas yang ringan.
3.                 Faktor Resiko/ Predisposisi
a.      Status sosial eknomi rendah
b.     Jumlah anggota keluarga yang besar
c.      Perokok pasif
d.     Berada pada tempat penitipan anak/ tempat umum yang ramai
e.      Rendahnya antibodi maternal
f.      Musim dingin sampai awal musim semi untuk negara 4 musim
g.     Musim hujan di negara tropis
h.     Usia dibawah 2 tahun
4.                 Patofisiologi
Mikroorganisme masuk melalui droplet akan mengadakan kolonisasi dan replikasi dimukosa brinkioli terutama pada terminal bronkiolus sehinga akan terjadi kerusakan/ nekrsif sel – sel bersillia pada bronkioli. Respon imun tubuh yang terjadi ditandai deangan proliferasi limfosit, sel plasma dan makrofag. Akibat dari proses tersebut akan terjadi edema sub mukosa, kongesti serta penumpukan debris dan mukus (plugging), sehingga akan terjadi penyempitan lulmen brokioli. Penyempitasn akan mempunyai distribusi tersebar dengan derajat yang bervariasi (total/ sebagian). Gambaran yang tejadi adalah atelektasis yang tersebar dan distensi yang berlebihan (hyparaerated) sehingga dapat terjadi gangguan pertukaran gas serius, gangguan ventilasi/ perfusi dengan akibat aka terjadi hipoksemia (Pa O2 turun) dan hiperkanea (Pa CO2 meningkat). Kondisi yang berat dapat terjadi gagal nafas (Setiawati,2007.http//www.medica.store.com)
5.                 Gejala klinis
a.      Batuk
b.     Wheezing (bunyi nafas mengi)
c.      Sesak nafas atau gangguan pernafsan
d.     Sianosis (Warna kulit kebiruan karena kekurangan oksigen)
e.      Takipneu (pernafasan yang kuat)
f.      Retraksi interkostal(otot disela iga tertarik kedalam karena bayi berusaha keras untuk bernafas)
g.     Pernafasan cuping hidung (cuping hidung kembang tipis)
h.     Demam (pada bayi yang lebih muda demam lebih jarang terjadi)
i.       Nafas cepat dan dangkal
j.       Pilek encer dan bersin
k.     Nafsu makan berkurang
l.       Muntah
m.   Distress nafas (frekuensi nafas lebih dari 60x/menit)
n.     Ekspirasi yang memanjang dan ronchi basah halus
o.     Hipoksia dengan saturasi oksigen <92% pada udara kamar
6.                 Komplikasi
Kajian menunjukkan jika bayi mendapt masalah bronkiolitis ketika bayi mereka bayi berisiko untuk mendapat asma apabila besar. Komplikasi seperti otitis media akut, pneumonia bakterial dan gagal jantung jarang dijumpai.
            Pneumonia bakterial :
a.      Pneumonia karena airborn infection
Patogenesis penyakit ini sama dengan patogenisis bronkopneumonia pada bayi yang lebih tua. Biasanya infeksi terjadi karena hubungan dengan orang  dewasa yang menderita infeksi saluran pernafasan. Penyebabnya biasanya pneumokokus, haemophilus influenza, atau virus. Selain itu dapat juga disebabkan oleh E. Coli, enterokokus, proteus, dan pseudomonas.
Jalannya penyakit biasanya didahului oleh oleh saluran pernafasan bagian atas dengan rhenitis dan seterusnya. Kemudian terjadi dispnea, pernafasan cuping hidung, sianosis dan batuk. Pada pemeriksaan radiologik dapat terlihat bayanga infiltrasi paru – paru. Pengobatan sama dengan bronkopnemounia yang lain.   
b.     Pneumonia stafilokokus
Infeksi ini terutama terjadi pada neonatus yang lahir dirumah sakit. Mula – mula terdapat infeksi stafilokokus pada suatu tempat dibadan, kemudaian terjadi penyebaran  ke paru – paru, sehingga terjadi pneumonia atau piothorak. Proses ini terjadi dengan cepat dengan gejala – gejala sesak nafas dan sianosis, keadaan bayi cepat menjadi buruk. Pengobatan terdiri atas pemberian antibiotika yang efektif terhadap stafilokokus, misalnya klosasillin dan sefalospirin. Pengobatan lain sesuai dengan pengobatan bronkopneumonia yang biasa.
7.                 Pemeriksaan Penunjang
a.      Pemeriksaan foto dada AP dan lateral dapat terlihat diameter antero posterior membesar pada foto lateral serta dapat terlihat bercak konsolidasi yang terbesar.
b.     Analisah gas darah dapat menunjukkan hiperkarbia sebagai tanda asidosis respiratorik atau metabolik.
c.      Pemeriksaan darah lengkap
d.     Pemeriksaan aspirasi atau bilasan nasofaring (pengambilan cairan dari rongga belakang hidung). Pada bahan ini dapat dilakukan kultur virus tetapi memerlukan waktu yang lama untuk menentukan penyebab bronkiolitis.  
8.                 Penatalaksanaan
a.      Pemberian oksigen dapat diberikan oksigen nassal atau masker, monitior dengan pulse oxymetri. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi mekanik
b.     Pemberia cairan dan kalori yang cukup (bila perlu dengan cairan parentera). Jumlah cairan sesuai dengan berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi
c.      Koleksi terhadap keleinan asam basa dan elektrolit yang mungkin timbul
d.     Antibiotik dapat diberikan dalam keadaan umum yang kurang baik, curiga infeksi sekunder (pneumonia) atau pada penyakit yang berat
e.      Kortikosteroid dexamethason 0,5 mg/kg dilanjutkan dengan 0,5mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis.
f.      Dapat diberikan nibulasi ß agonis (salbutamol 0,1 /kgBB/dosis, 4 – 6x/hari) diencerkan salin normal untuk memperbaiki keberhasilan mukosilier.



















BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN 
Hari/ Tanggal             : 27 Desember 2011
Jam                             : 14.00 WIB
Tempat                        : Ruang Anak
Tanggal MRS             : 27 Desember 2011
Jam MRS                    : 13.00 WIB
Diagnosa                     : Bronkiolitis
No. Register                : 11021182

1 .  Data Subyektif
      1.  Biodata
a. Biodata Anak
Nama Anak              : An. “R
Umur                        : 5 Bulan
Jenis Kelamin          : Laki – laki
Anak Ke                   : 1

b.Biodata Orang Tua 
Nama Ibu                 : Ny. ”S                     Nama              : Tn. ”A”
Umur                        : 21 Tahun                   Umur               : 25 Tahun
Suku                         : Jawa                          Suku                : Jawa
Agama                     : Islam                         Agama            : Islam
Pendidikan               : SMP                          pendidikan      : SMP
Pekerjaan                 : IRT                            Pekerjaan        : Swasta
Penghasilan             : -                                penghasilan     : 800.000 / bln
Alamat                     : Ds.Nglawak              RT 02 , RW 02 Patian Rowo



2.  Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya yang sesak dan batuk pada tanggal 26 Desember 2011
1.     Keluhan Utama
            Ibu mengatakan anaknya masih batuk dan sesak
2.     Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan selama ini anaknya tidak pernah menderita penyakit yang serius atau sampai di bawah ke rumah sakit dan juga tidak pernah menderita seperti diare akut, luka bakar dan infeksi. Anak hanya pernah menderita, demam dan flu setelah diperiksa ke tenaga kesehatan dan mendapat obat anak sudah sembuh.
3.     Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan anaknya batuk, sesak, panas tanggal 25 Desember 2011. Dan ibu mencoba membawanya ke dokter oleh dokter paracetamol, namun  tidak ada perbaikan, dan ibu langsung membawa anaknya ke rumah sakit dengan alasan agar memperoleh penanganan yang cepat. Anak masuk di ruang  Anak pada saat itu juga tanggal 27 Desember 2011 jam 13.00 WIB.
4.     Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa didalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menular seperti PMS, TBC maupun Hepatitis dan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit jantung.
5.     Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
a. Kehamilan
Trimestre I
Ibu mengatakan hamil ke- 1, dan selama hamil muda ibu mengeluh  sakit pinggang, pusing dan muntah – muntah tapi tidak sampai mengganggu aktivitas ibu saharí – hari. Ibu mengatakan selama hamil muda ibu periksa ke puskesmas 1x.




Trimestre II
Ibu mengatakan selama hamil trimester II ini, mual muntah yang ibu alami mulai berkurang dan ibu tidak pernah memeriksakan kehamilannya.
Trimestre III
Ibu mengatakan bahwa selama hamil trimestre III ibu tetap Belum memeriksakan kehamilannya.
b.Persalinan
Ibu mengatakan bahwa ibu merasa kenceng – kenceng pada tanggal 6 07- 2011 dan akhirnya ibu melahirkan diBidan . Persalinan berlangsung normal, ditolong oleh Bidan, bayi lahir jam 02.00 WIB, berjenis kelamin laki – laki  BB : 2600 gr, PB 45 cm.
c. Nifas
Ibu mengatakan bahwa selama masa nifas ibu tidak ada keluhan, ibu   mengatakan mengeluarkan darah berwarna merah sampai dengan hari ke tiga, jumlah 2 pembalut per hari dari kemaluannya.
6.     Riwayat Neonatus
Ibu mengatakan bayi lahir secara normal pada tanggal 06 -07 -2011 dengan jenis kelamin  perempuan, BB : 2600 gr, PB : 45 cm, saat dilahirkan bayi menangis kuat dan bergerak aktif serta bernafas spontan dan kulit bayi berwarna kemerahan, ketuban jernih, bayi lahir ditolong bidan.
7.     Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu mengatakan bahwa anaknya mulai tengkurap usia 4 bulan, duduk 5 bulan.









8.    Riwayat Imunisasi Dasar

Jenis imunisasi
Pemberian ke/Tanggal pemberian
Keterangan
I
II
III
IV
BCG
17 – 8 – 2011



Lengkap
HEPATITIS B
6 – 7- 2011



ANTI POLIO
17- 8 – 2011



DPT
17 – 7 – 2011



CAMPAK






9.     Pola Kebiasaan Sehari – hari
Dirumah
Dirumah Sakit
Pola nutrisi
Anak tidak suka makan kecuali kalu di paksa oleh ibu.
Anak makan 3 kali sehari dengan porsi sedikit dengan komposisi bubur, minum ASI/ PASI
Pola nutrisi
Saat pengkajian bayi belum makan  
Pola eliminasi
Anak BAB 2 kali sehari dengan konsistensi lunak, awarna kuning
BAK 4 – 5 kali sehari
Pola eliminasi
BAB (+), saat pegkajian BAB 1x konsistensi lembek, kuning,
BAK (+), pempers, warna kuning jernih
Istirahat
Sebagian besar waktu digunakan oleh bayi untuk tidur
Istirahat
Sebagian besar waktu digunakan oleh bayi untuk tidur dan sekali digendong, saat terbangun bayi hanya bergerak
Aktivitas
Anak belum bisa berjalan dan kata yang bisa diucapkan adalah ayah, ibu 
Aktivitas
Bayi tidur telentang diatas tempat tidur dan sesekali digendong, saat terbangun bayi hanya bergerak
Personal hygiene
Bayi dimandikan 2x sehari, diganti pakaian setiap selesai mandi/ kotor dan ngompol
Personal hygien
Bayi diseka 2x sehari diganti pakaian setiap kali setelah diseka, setiap kali basah atau kotor

10.  Pola Kebiasaan Hidup Sehat
            Dalam keluarga ayah adalah perokok aktif
11.  Riwayat Psikologi dan Budaya
a.      Psikologi
Ibu mengatakan khawatir terhadap kondisi anaknya, ibu hanya  menangis bila diberikan tindakan.
b.     Sosial
Ibu menngatakan tinggal satu rumah dengan suami dan dua orang anaknya,. Hubungan ibu dengan suami maupun keluarga baik, begitu juga dengan masyarakat dan petugas kesehatan.
c.      Budaya
Ibu dan keluarga menganut budaya jawa seperti upacara 3 bulanan dan lain – lain yang tidak merugikan kesehatan, bila sakit ibu dan keluarga berobat ke tenaga kesehatan.
12.  Data Spiritual
Ibu mengatakan menganut agama islam dan ibu menjalankan ibadah sesuai dengan kenyakinannya.




2.       Data Obyektif
1.     Pemeriksaan Umum
Keadaan umum           : Lemah
Kesadaran                   : Composmentis
                        TTV                            :
Pernafasan      : 56x/ menit
Suhu                : 36,8oC
Nadi                : 140x/ menit
PB                               : 45 cm
BBL                            : 2600 gr
BBS                             : 6,2 kg, status gizi baik
LIKA                           : FO : 42 cm
                                      MO : 50 cm
                                      SOB : 40 cm
LIDA                           : 50 cm
2.     Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala          : ubun – ubun datar, tidak ada benjolan abnormal, terpasang
O2 masker 
Wajah          : sianosis, tidak oedema
Mata             : simetris, tidak cekung, skelera tidak ikterus, konjuntiva
tidak anemis
Hidung         : simetris, bersih, ada pernafasan cuping hidung
Mulut           : simetris, bibir sianosis, basah
Leher            : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ada pembesaran vena jugularis
Dada             : simetris, retraki interkostal (+)
Abdomen     : tidak tampak adanya benjolan abnormal
Genetalia     : bersih, testis sudah Turun ke skrotum
Anus             : bersih, tidak ada atresia ani
Ekstremitas
Atas        : gerakan lemah, tidak polidaktili dan tidak sindaktili, jari
tidak sianosis, turgor kulit cukup, terpasang infus D5 = 4 tetes / menit disebelah kanan
Bawah    : gerakan lemah, tidak tidak polidaktili dan tidak sindoktili,
jari tidak sianosis, turgor kulit cukup, akral hangat
b.Palpasi
Kepala          : ubun – ubun datar, tidak teraba benjolan abnormal
Leher            : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba
pembesaran vena jugularis dan tidak teraba pembesran kelenjar limfe
Dada             : tidak teraba benjolan abnormal
Abdomen     : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada pembesaran
hepar
c. Auskultasi
Dada             : wheezing (+), ronchi (+) ekspirasi memanjang (+)
d.Perkusi
Abdomen     : tidak ascites dan distended
e. Reflek
Moro                          : lemah
Rooting                      : lemah
Reflek menelan         : lemah
Reflek menggemgam : lemah
Reflek menghisap      : lemah
Reflek nech reflek     : lemah
Babinsky                    : lemah
-    Puasa sementara




3.      ANALISA DATA
 An “R” umur 5  bulan dengan bronkiolitis
4.     PENATALAKSANAAN
 - Mengatur posisi px senyaman mungkin
 - Memasang  O2 masker dengan O2 nasal 2 liter/ mnt
 - Mengganti infus D5 = 4 tetes/ mnt
 - Mengobservasi TTV
 - Mengobservasi tetesan cairan infus
 - Melakukan advis dokter
Ø Terapi injeksi IV
     Dexamethason 3 x ¼ cc 
Ø Terapi Oral
Chlorampenicol 3 x 120 Mg
Ampicillin 3 x 240 Mg
-   Melakukan nebulasi Combivent ½ Tupp + Aquades 3 cc
-   Melakukan suctioning /4 jam chestfisioterapi
-   Memberikan diet PASI Nutrilon soya 8x200cc / 4 jam  
















CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal        : 28-12-2010  
Jam              : 22.00 wib
S                   : Ibu mengatakan batuk dan sesak pada anaknya berkurang
O                  : Keadaan umum : Cukup
                       Tanda – tanda vital
RR          : 44x/ mnt
Suhu       : 36oC
Nadi       : 130x/mnt
Batuk (+)
A                  : Masalah teratasi sebagian
P                   : Penatalaksanaan dilanjutkan Px pindah ruangan
                       Mengantarkan Px pindah keruang Pavilliun















BAB IV
PEMBAHASAN

            Setelah melakukan asuhan kebidanan pada An. ”R” umur 5 bulan dengan Bronkiolitis. Melalui tahap pengumpulan data dengan wawancara, observasi, pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik. Antara asuhan yang ada di teori pada dasarnya sama. Pada pengkajian ditemukan beberapa faktor resiko terjadinya bronkiolitis yaitu ayah seorang perokok aktif. Pada pemeriksaan ditemukan gejala klinis bronkiolitis seperti batuk, sesak, terdengar ronchi dan whezing. Dalam teori juga disebutkan bahwa pada bronkiolitis ditemukan gejala klinis seperti timbulnya wheezing, dan pada pengkajian An. ”R” ditemukan. Untuk itu An. ”R” mendapatkan terapi nebulasi Pz + ventolin /4 jam dan injeksi dexamethason untuk mengatasi wheezing pada hari pertama MRS. Gejala klinis lain seperti pernafasan cuping hidung dan sianosis tidak ditemukan karena telah mendapat tindakan segera seperti pemberian O2 pada hari pertam MRS sehingga pada saat pengkajian pernafasan lebih membaik. Gejala klinis muntah juga tidak ditemukan karena telah diantisipasi dengan dipuasakan pada hari pertama..Pada masalah potensial diangkat masalah potensial terjadi Aspirasi. Akan tetapi tidak memerlukan kebutuhan segera karena tanda – tanda vital dalam batas normal meskipun mengalami sedikit peningkatan dan An. ”R” telah mendapat terapi yang terobservasi dengan baik.
            Intervensi hari kedua MRS untuk kasus ini yaitu melanjutkan pemberian oksigen, pemberian cairan parental, pemberian antibiotika dan kotikostiroid, nebulasi dan suctioning dan chest fisioterapi. Tentunya hal ini sudah sesuai dengan teori. Implementasi dilakukan dengan intervensi yang telah dibuat. Meskipun pada tahap evaluasi masalah belum sepenuhnya teratasi seperti msih terdengar ronchi pada pernafasan, sesak dan batuk, Namur asuhan yang diberikan cukup memberikan hasil yaitu tanda – tanda vital dalam batas normal dan keadaan umum cukup.






BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembuatan Asuhan Kebidanan pada An.”R
Umur 5 bulan dengan bronkiolitis yaitu pada tahap pengkajian data yang terdiri atas data subyektif diperoleh data secara lengkap. Data yang didapatkan dalam pengkajian diguanakan sebagai dasar dalam menentukan identifikasi diagnosa atau masalah terhadap keadaan yang dirasakan oleh anak. Pasien tidak mengalami keadaan yang gawat darurat, sehingga identifikasi kebutuhan segera tidak diperlukan dalam asuhan kebidanan ini.
      Pada penetalaksanaan rencana tindakan disusun berdasarkan keadaan yang dialami dan kebutuhan anak. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat.
      Evaluasi yang didapat berdasarkan asuhan kebidanan yang diberikan, anak mengalami kemajuan dalam keadaan kesehatannya.
5.2 Saran 
1. Bagi petugas kesehatan
-            Dalam memberikan Asuhan Kebidanan diharapkan tetap mempertahankan untuk menjaga komunikasi dalam upaya menjalin kerjasama antara petugas dengan klien untuk keberhasilan asuhan yang diberikan. Selain itu dalam melakukan semua tindakan petugas kesehatan harus benar – benar memperhatikan kebersihan dan kesterilitisan
-            Memberi waktu kepada klien dan keluarga untuk bertanya seta memberikan keterangan dan informasi yang jelas dan tepat.
2. Bagi masyarakat
-            Keluarga diharapkan selalu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam proses pelayanan kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan dengan baik
-            Melaksanakan saran dan petunjuk yang diberikan oleh petugas kesehatan
-            Segera datang/ memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika mengalami suatu kelainan atau mempunyai keluhan tertentu


DAFTAR PUSTAKA


Laksman, Hendra T. 2003, Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan.
Staf pengajar IKA FKUI. 2005. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak dan Neonatal. Jakarta : Infomedika
Saifuddin, Abdul Bachri. 2002 . Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Jakarta
: YBP – SP
Uliyah, Musrifal. 2006. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika .
Wiknjosastro, Hanifa.2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YPB – SP

ASUHAN KEBIDANAN PADA An “ R“ UMUR 5 BULAN DENGAN  BRONKIOLITIS
DI  RUANG ANAK RSUD KERTOSONO KABUPATEN NGANJUK




OLEH :
JIAMAH
10.022





AKADEMI KEBIDANAN PGRI KEDIRI
Jalan KH A. Dahlan 76 Kediri
TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012





LEMBAR PENGESAHAN

“Asuhan Kebidanan pada An.” R “ umur 5 bulan dengan Bronkiolitis  di Ruang Anak RSUD Kertosono Kabupaten Nganjuk” telah disahkan pada :

Hari                 :
Tanggal           :




MAHASISWA


Jiamah
10.022


PEMBIMBING KLINIK / CI                                      PEMBIMBING INSTITUSI                                                            


            Ika Purwanti S.kep                                                     Anna Nurhidayati . SST
            NIP. 1997007061995032001                                      NIK.100588010211








LEMBAR KONSULTASI INSTITUSI
Nama                          : Jiamah
NIM                            : 10.022
Judul Kasus                : Asuhan Kebidanan pada An.” R “ umur 5 bulan dengan Bronkiolitis
Diruang                       : Anak RSUD Kertosono
Pembimbing               : 1. Ika Purwanti S.kep
                                      2. Anna Nurhidayati.SST
No
Hari / Tanggal
Revisi
Tanda Tangan
1.




LEMBAR KONSULTASI  RUMAH SAKIT
Nama                          : Jiamah
NIM                            : 10.022
Judul Kasus                : Asuhan Kebidanan pada An.” R “ umur 5 bulan dengan Bronkiolitis
Diruang                       : Anak RSUD Kertosono
Pembimbing               : 1. Ika Purwanti S.kep
                                      2. Anna Nurhidayati.SST
No
Hari / Tanggal
Revisi
Tanda Tangan
1.




2
Jum’at 30/12/2011




Sabtu 31/ 12/ 2011
-        Pelajari LP
-        Askeb penatalaksanaaan s/d catatan perkembangan dibenahi

-        Acc


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Penyakit infeksi paru merupakan penyakit infeksi yang paling sering ditemukan di masyarakat maupun yang dirawat di rumah sakit, dan masih merupakan masalah kesehatan utama diseluruh dunia. Penyakit infeksi paru berkisar 60 – 80 % dari seluruh penyakit paru, sedangkan sisanya 20 – 40 % adalah penyakit non infeksi. Penyakit infeksi paru masih merupakan penyebab kematian yang amat penting di Indonesia. Baik yang mengenai cabang – cabang pembulih paru (Bronkus atau Bronkiulus ) atau yang mengenai jaringan paru – paru (Pnemonia TBC).
Berdasarkan data distribusi sistem penyakit nafas pasien rawat inap indonesia tahun 2004, diperoleh angka kematian yang disebabkan oleh bronkitis kronis, emfisema,PPOK sebesar 1629 dengan rata – rata frekuensi kasus 8,9%, pneumonia sebesar 3113 (8,2%), bronkiektasis sebesar 57 (4%0), bronkitis akut dan bronkiolitis akut sebesar 355 (3,9%) serta abses paru sebesar 25 (75%). Sedangakan unrtuk pasien rawat jalan, bronkitis kronis emfisema, PPOK dengan rata – rata frekuensi kasus (2,1%), bronkoektasis (2,3%), pneumonia (1,8%), bronkitis dan bronkioltis akut (1,8%), serta abses paru (1,4%).
Bronkiolitis merupakan suatu obstetri bronkiolitis yang sering diderita bayi dan ana kecil yang berumur kurang dari 2 tahun. Angka kejadian tertingi rata – rata ditemukan pada usia 6 bulan. Pada daerah yang penduduknya padat insiden bronkiolitis terbanyak pada usia 2 bulan.
Kadar kematian disebabkan bronkiolitis juga tinggi. Kajian menunjukkan jika bayi mendapat masalah bronkiolitis ketika peringkat bayi, mereka berisiko untuk mendapat asma apabila apabila besar.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik mengagambil kasus bronkoilitis pada anak di ruang  Anak RSUD Kertosono Kabupaten Nganjuk.

1.2  Tujuan
1.2.1       Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan anak dengan infeksi saluran pernafasan diharapkan mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensip.
1.2.2       Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada anak dengan bronkoilitis diharapkan :
1.     Mahasiswa mampu melakukan pengkajian baik data subjektif maupun data obyektif
2.     mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah berdasarkan data yang telah dikumpulkan
3.     Mahasiwa dapat menganalisis data sesuai dengan masalah yang ada
4.     Mahasiswa mampu menentukan penatalaksanaan sesuai dengan masalah yang ditemui
1.3  Metode Penulisan
Teknik pengumpulan data diperoleh oleh :
1)     Studi Kasus
Dengan melakukan pemeriksaan pada pasien, melihat dan mempelajari kasus dari rekam medis di rumah sakit
2)     Studi Kepustakaan
Dengan membaca dan mempelajari buku – buku referensi yang berhubungan dengan masalah yang ditulis. Tujuan agar mendapat data dasar yang teoritis dan bersifat ilmiah
3)     Observasi
Dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap klien tentang keadaan dan perkembangan kondisinya dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
4)     Wawancara
Dengan mengadaka tanya jawab secara langsung kepada klien dan keluarga, tenaga kesehatan (dokter, perawat dan bidan) tentang hal – hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan anak. Tujuannya untuk memperoleh data secaralangsung dari sumber data.
1.4  Sistematika Penulisan
BAB I        :  Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan yang terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II       :  Tinjauan Pustaka
Berisi tentang teori bronkiolitis dan manajemen varney
1.     BAB III     :  Tinjauan Kasus
Berisi tentang pengkajian data, identifikasi diagnosa/ masalah, antisipasi masalah potensil, idenifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi, evaluasi
BAB IV     :  Pembahasan
Membahas ada tidaknya kesenjangan antara teori dengan kasus dan praktek di lapangan
BAB V      :  Penutup
Berisi tentang kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

















BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1    Konsep Bronkiolitis

1.                 Definisi
Bronkiolitis adalah radang disaluran pernafasan halus di paru – paru (Anonim,2008.http://www.indofamilyhealth.com).
 Bronkiolitis adalah infeksi akut pada saluran nafas kecil atau bronkiolus yang ada pada umumnya disebabkan oleh virus. Sehingga menyebabkan gejala obstruksi bronkiolus.
Bronkiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil (Bronkiolus) yang terjadi pada anak <2 tahun dengan insiden tertinggi pada usia sekeitar 2 – 6 bulan dengan penyebab tersering Respiratory Sincytial Virus (RSV), diikuti dengan para influenza dan adenovirus (Setiawati,2007.http//www.medica.store.com).
Bronkiolitis merupakan suatu sindrom obstrusi bronkiolus yang sering diderita bayi dan anak kecil yang berumur kurang dari 2 tahun. Angka kejadian tertinggi rata – rata ditemukan pada usia 6 bulan (Staf pengajar IKA FKUI,2005: 1233). 
2.                 Etiologi
Penyebabnya adalah RSV (Respiratory Sincytial Virus). Virus lainnya yang menyebabkan bronkiolitis adalah pavainfluenza, inflienza dan adenovirus.
Bronkiolitis biasanya terjadi setelah kontak dengan dengan orang dewasa atau anak besar yang menderita infeksi saluran nafas yang ringan.
3.                 Faktor Resiko/ Predisposisi
a.      Status sosial eknomi rendah
b.     Jumlah anggota keluarga yang besar
c.      Perokok pasif
d.     Berada pada tempat penitipan anak/ tempat umum yang ramai
e.      Rendahnya antibodi maternal
f.      Musim dingin sampai awal musim semi untuk negara 4 musim
g.     Musim hujan di negara tropis
h.     Usia dibawah 2 tahun
4.                 Patofisiologi
Mikroorganisme masuk melalui droplet akan mengadakan kolonisasi dan replikasi dimukosa brinkioli terutama pada terminal bronkiolus sehinga akan terjadi kerusakan/ nekrsif sel – sel bersillia pada bronkioli. Respon imun tubuh yang terjadi ditandai deangan proliferasi limfosit, sel plasma dan makrofag. Akibat dari proses tersebut akan terjadi edema sub mukosa, kongesti serta penumpukan debris dan mukus (plugging), sehingga akan terjadi penyempitan lulmen brokioli. Penyempitasn akan mempunyai distribusi tersebar dengan derajat yang bervariasi (total/ sebagian). Gambaran yang tejadi adalah atelektasis yang tersebar dan distensi yang berlebihan (hyparaerated) sehingga dapat terjadi gangguan pertukaran gas serius, gangguan ventilasi/ perfusi dengan akibat aka terjadi hipoksemia (Pa O2 turun) dan hiperkanea (Pa CO2 meningkat). Kondisi yang berat dapat terjadi gagal nafas (Setiawati,2007.http//www.medica.store.com)
5.                 Gejala klinis
a.      Batuk
b.     Wheezing (bunyi nafas mengi)
c.      Sesak nafas atau gangguan pernafsan
d.     Sianosis (Warna kulit kebiruan karena kekurangan oksigen)
e.      Takipneu (pernafasan yang kuat)
f.      Retraksi interkostal(otot disela iga tertarik kedalam karena bayi berusaha keras untuk bernafas)
g.     Pernafasan cuping hidung (cuping hidung kembang tipis)
h.     Demam (pada bayi yang lebih muda demam lebih jarang terjadi)
i.       Nafas cepat dan dangkal
j.       Pilek encer dan bersin
k.     Nafsu makan berkurang
l.       Muntah
m.   Distress nafas (frekuensi nafas lebih dari 60x/menit)
n.     Ekspirasi yang memanjang dan ronchi basah halus
o.     Hipoksia dengan saturasi oksigen <92% pada udara kamar
6.                 Komplikasi
Kajian menunjukkan jika bayi mendapt masalah bronkiolitis ketika bayi mereka bayi berisiko untuk mendapat asma apabila besar. Komplikasi seperti otitis media akut, pneumonia bakterial dan gagal jantung jarang dijumpai.
            Pneumonia bakterial :
a.      Pneumonia karena airborn infection
Patogenesis penyakit ini sama dengan patogenisis bronkopneumonia pada bayi yang lebih tua. Biasanya infeksi terjadi karena hubungan dengan orang  dewasa yang menderita infeksi saluran pernafasan. Penyebabnya biasanya pneumokokus, haemophilus influenza, atau virus. Selain itu dapat juga disebabkan oleh E. Coli, enterokokus, proteus, dan pseudomonas.
Jalannya penyakit biasanya didahului oleh oleh saluran pernafasan bagian atas dengan rhenitis dan seterusnya. Kemudian terjadi dispnea, pernafasan cuping hidung, sianosis dan batuk. Pada pemeriksaan radiologik dapat terlihat bayanga infiltrasi paru – paru. Pengobatan sama dengan bronkopnemounia yang lain.   
b.     Pneumonia stafilokokus
Infeksi ini terutama terjadi pada neonatus yang lahir dirumah sakit. Mula – mula terdapat infeksi stafilokokus pada suatu tempat dibadan, kemudaian terjadi penyebaran  ke paru – paru, sehingga terjadi pneumonia atau piothorak. Proses ini terjadi dengan cepat dengan gejala – gejala sesak nafas dan sianosis, keadaan bayi cepat menjadi buruk. Pengobatan terdiri atas pemberian antibiotika yang efektif terhadap stafilokokus, misalnya klosasillin dan sefalospirin. Pengobatan lain sesuai dengan pengobatan bronkopneumonia yang biasa.
7.                 Pemeriksaan Penunjang
a.      Pemeriksaan foto dada AP dan lateral dapat terlihat diameter antero posterior membesar pada foto lateral serta dapat terlihat bercak konsolidasi yang terbesar.
b.     Analisah gas darah dapat menunjukkan hiperkarbia sebagai tanda asidosis respiratorik atau metabolik.
c.      Pemeriksaan darah lengkap
d.     Pemeriksaan aspirasi atau bilasan nasofaring (pengambilan cairan dari rongga belakang hidung). Pada bahan ini dapat dilakukan kultur virus tetapi memerlukan waktu yang lama untuk menentukan penyebab bronkiolitis.  
8.                 Penatalaksanaan
a.      Pemberian oksigen dapat diberikan oksigen nassal atau masker, monitior dengan pulse oxymetri. Bila ada tanda gagal nafas diberikan bantuan ventilasi mekanik
b.     Pemberia cairan dan kalori yang cukup (bila perlu dengan cairan parentera). Jumlah cairan sesuai dengan berat badan, kenaikan suhu dan status hidrasi
c.      Koleksi terhadap keleinan asam basa dan elektrolit yang mungkin timbul
d.     Antibiotik dapat diberikan dalam keadaan umum yang kurang baik, curiga infeksi sekunder (pneumonia) atau pada penyakit yang berat
e.      Kortikosteroid dexamethason 0,5 mg/kg dilanjutkan dengan 0,5mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis.
f.      Dapat diberikan nibulasi ß agonis (salbutamol 0,1 /kgBB/dosis, 4 – 6x/hari) diencerkan salin normal untuk memperbaiki keberhasilan mukosilier.



















BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN 
Hari/ Tanggal             : 27 Desember 2011
Jam                             : 14.00 WIB
Tempat                        : Ruang Anak
Tanggal MRS             : 27 Desember 2011
Jam MRS                    : 13.00 WIB
Diagnosa                     : Bronkiolitis
No. Register                : 11021182

1 .  Data Subyektif
      1.  Biodata
a. Biodata Anak
Nama Anak              : An. “R
Umur                        : 5 Bulan
Jenis Kelamin          : Laki – laki
Anak Ke                   : 1

b.Biodata Orang Tua 
Nama Ibu                 : Ny. ”S                     Nama              : Tn. ”A”
Umur                        : 21 Tahun                   Umur               : 25 Tahun
Suku                         : Jawa                          Suku                : Jawa
Agama                     : Islam                         Agama            : Islam
Pendidikan               : SMP                          pendidikan      : SMP
Pekerjaan                 : IRT                            Pekerjaan        : Swasta
Penghasilan             : -                                penghasilan     : 800.000 / bln
Alamat                     : Ds.Nglawak              RT 02 , RW 02 Patian Rowo



2.  Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan anaknya yang sesak dan batuk pada tanggal 26 Desember 2011
1.     Keluhan Utama
            Ibu mengatakan anaknya masih batuk dan sesak
2.     Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan selama ini anaknya tidak pernah menderita penyakit yang serius atau sampai di bawah ke rumah sakit dan juga tidak pernah menderita seperti diare akut, luka bakar dan infeksi. Anak hanya pernah menderita, demam dan flu setelah diperiksa ke tenaga kesehatan dan mendapat obat anak sudah sembuh.
3.     Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan anaknya batuk, sesak, panas tanggal 25 Desember 2011. Dan ibu mencoba membawanya ke dokter oleh dokter paracetamol, namun  tidak ada perbaikan, dan ibu langsung membawa anaknya ke rumah sakit dengan alasan agar memperoleh penanganan yang cepat. Anak masuk di ruang  Anak pada saat itu juga tanggal 27 Desember 2011 jam 13.00 WIB.
4.     Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan bahwa didalam keluarganya baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menular seperti PMS, TBC maupun Hepatitis dan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit jantung.
5.     Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
a. Kehamilan
Trimestre I
Ibu mengatakan hamil ke- 1, dan selama hamil muda ibu mengeluh  sakit pinggang, pusing dan muntah – muntah tapi tidak sampai mengganggu aktivitas ibu saharí – hari. Ibu mengatakan selama hamil muda ibu periksa ke puskesmas 1x.




Trimestre II
Ibu mengatakan selama hamil trimester II ini, mual muntah yang ibu alami mulai berkurang dan ibu tidak pernah memeriksakan kehamilannya.
Trimestre III
Ibu mengatakan bahwa selama hamil trimestre III ibu tetap Belum memeriksakan kehamilannya.
b.Persalinan
Ibu mengatakan bahwa ibu merasa kenceng – kenceng pada tanggal 6 07- 2011 dan akhirnya ibu melahirkan diBidan . Persalinan berlangsung normal, ditolong oleh Bidan, bayi lahir jam 02.00 WIB, berjenis kelamin laki – laki  BB : 2600 gr, PB 45 cm.
c. Nifas
Ibu mengatakan bahwa selama masa nifas ibu tidak ada keluhan, ibu   mengatakan mengeluarkan darah berwarna merah sampai dengan hari ke tiga, jumlah 2 pembalut per hari dari kemaluannya.
6.     Riwayat Neonatus
Ibu mengatakan bayi lahir secara normal pada tanggal 06 -07 -2011 dengan jenis kelamin  perempuan, BB : 2600 gr, PB : 45 cm, saat dilahirkan bayi menangis kuat dan bergerak aktif serta bernafas spontan dan kulit bayi berwarna kemerahan, ketuban jernih, bayi lahir ditolong bidan.
7.     Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu mengatakan bahwa anaknya mulai tengkurap usia 4 bulan, duduk 5 bulan.









8.    Riwayat Imunisasi Dasar

Jenis imunisasi
Pemberian ke/Tanggal pemberian
Keterangan
I
II
III
IV
BCG
17 – 8 – 2011



Lengkap
HEPATITIS B
6 – 7- 2011



ANTI POLIO
17- 8 – 2011



DPT
17 – 7 – 2011



CAMPAK






9.     Pola Kebiasaan Sehari – hari
Dirumah
Dirumah Sakit
Pola nutrisi
Anak tidak suka makan kecuali kalu di paksa oleh ibu.
Anak makan 3 kali sehari dengan porsi sedikit dengan komposisi bubur, minum ASI/ PASI
Pola nutrisi
Saat pengkajian bayi belum makan  
Pola eliminasi
Anak BAB 2 kali sehari dengan konsistensi lunak, awarna kuning
BAK 4 – 5 kali sehari
Pola eliminasi
BAB (+), saat pegkajian BAB 1x konsistensi lembek, kuning,
BAK (+), pempers, warna kuning jernih
Istirahat
Sebagian besar waktu digunakan oleh bayi untuk tidur
Istirahat
Sebagian besar waktu digunakan oleh bayi untuk tidur dan sekali digendong, saat terbangun bayi hanya bergerak
Aktivitas
Anak belum bisa berjalan dan kata yang bisa diucapkan adalah ayah, ibu 
Aktivitas
Bayi tidur telentang diatas tempat tidur dan sesekali digendong, saat terbangun bayi hanya bergerak
Personal hygiene
Bayi dimandikan 2x sehari, diganti pakaian setiap selesai mandi/ kotor dan ngompol
Personal hygien
Bayi diseka 2x sehari diganti pakaian setiap kali setelah diseka, setiap kali basah atau kotor

10.  Pola Kebiasaan Hidup Sehat
            Dalam keluarga ayah adalah perokok aktif
11.  Riwayat Psikologi dan Budaya
a.      Psikologi
Ibu mengatakan khawatir terhadap kondisi anaknya, ibu hanya  menangis bila diberikan tindakan.
b.     Sosial
Ibu menngatakan tinggal satu rumah dengan suami dan dua orang anaknya,. Hubungan ibu dengan suami maupun keluarga baik, begitu juga dengan masyarakat dan petugas kesehatan.
c.      Budaya
Ibu dan keluarga menganut budaya jawa seperti upacara 3 bulanan dan lain – lain yang tidak merugikan kesehatan, bila sakit ibu dan keluarga berobat ke tenaga kesehatan.
12.  Data Spiritual
Ibu mengatakan menganut agama islam dan ibu menjalankan ibadah sesuai dengan kenyakinannya.




2.       Data Obyektif
1.     Pemeriksaan Umum
Keadaan umum           : Lemah
Kesadaran                   : Composmentis
                        TTV                            :
Pernafasan      : 56x/ menit
Suhu                : 36,8oC
Nadi                : 140x/ menit
PB                               : 45 cm
BBL                            : 2600 gr
BBS                             : 6,2 kg, status gizi baik
LIKA                           : FO : 42 cm
                                      MO : 50 cm
                                      SOB : 40 cm
LIDA                           : 50 cm
2.     Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala          : ubun – ubun datar, tidak ada benjolan abnormal, terpasang
O2 masker 
Wajah          : sianosis, tidak oedema
Mata             : simetris, tidak cekung, skelera tidak ikterus, konjuntiva
tidak anemis
Hidung         : simetris, bersih, ada pernafasan cuping hidung
Mulut           : simetris, bibir sianosis, basah
Leher            : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
Pembesaran kelenjar limfe, dan tidak ada pembesaran vena jugularis
Dada             : simetris, retraki interkostal (+)
Abdomen     : tidak tampak adanya benjolan abnormal
Genetalia     : bersih, testis sudah Turun ke skrotum
Anus             : bersih, tidak ada atresia ani
Ekstremitas
Atas        : gerakan lemah, tidak polidaktili dan tidak sindaktili, jari
tidak sianosis, turgor kulit cukup, terpasang infus D5 = 4 tetes / menit disebelah kanan
Bawah    : gerakan lemah, tidak tidak polidaktili dan tidak sindoktili,
jari tidak sianosis, turgor kulit cukup, akral hangat
b.Palpasi
Kepala          : ubun – ubun datar, tidak teraba benjolan abnormal
Leher            : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba
pembesaran vena jugularis dan tidak teraba pembesran kelenjar limfe
Dada             : tidak teraba benjolan abnormal
Abdomen     : tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada pembesaran
hepar
c. Auskultasi
Dada             : wheezing (+), ronchi (+) ekspirasi memanjang (+)
d.Perkusi
Abdomen     : tidak ascites dan distended
e. Reflek
Moro                          : lemah
Rooting                      : lemah
Reflek menelan         : lemah
Reflek menggemgam : lemah
Reflek menghisap      : lemah
Reflek nech reflek     : lemah
Babinsky                    : lemah
-    Puasa sementara




3.      ANALISA DATA
 An “R” umur 5  bulan dengan bronkiolitis
4.     PENATALAKSANAAN
 - Mengatur posisi px senyaman mungkin
 - Memasang  O2 masker dengan O2 nasal 2 liter/ mnt
 - Mengganti infus D5 = 4 tetes/ mnt
 - Mengobservasi TTV
 - Mengobservasi tetesan cairan infus
 - Melakukan advis dokter
Ø Terapi injeksi IV
     Dexamethason 3 x ¼ cc 
Ø Terapi Oral
Chlorampenicol 3 x 120 Mg
Ampicillin 3 x 240 Mg
-   Melakukan nebulasi Combivent ½ Tupp + Aquades 3 cc
-   Melakukan suctioning /4 jam chestfisioterapi
-   Memberikan diet PASI Nutrilon soya 8x200cc / 4 jam  
















CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal        : 28-12-2010  
Jam              : 22.00 wib
S                   : Ibu mengatakan batuk dan sesak pada anaknya berkurang
O                  : Keadaan umum : Cukup
                       Tanda – tanda vital
RR          : 44x/ mnt
Suhu       : 36oC
Nadi       : 130x/mnt
Batuk (+)
A                  : Masalah teratasi sebagian
P                   : Penatalaksanaan dilanjutkan Px pindah ruangan
                       Mengantarkan Px pindah keruang Pavilliun















BAB IV
PEMBAHASAN

            Setelah melakukan asuhan kebidanan pada An. ”R” umur 5 bulan dengan Bronkiolitis. Melalui tahap pengumpulan data dengan wawancara, observasi, pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik. Antara asuhan yang ada di teori pada dasarnya sama. Pada pengkajian ditemukan beberapa faktor resiko terjadinya bronkiolitis yaitu ayah seorang perokok aktif. Pada pemeriksaan ditemukan gejala klinis bronkiolitis seperti batuk, sesak, terdengar ronchi dan whezing. Dalam teori juga disebutkan bahwa pada bronkiolitis ditemukan gejala klinis seperti timbulnya wheezing, dan pada pengkajian An. ”R” ditemukan. Untuk itu An. ”R” mendapatkan terapi nebulasi Pz + ventolin /4 jam dan injeksi dexamethason untuk mengatasi wheezing pada hari pertama MRS. Gejala klinis lain seperti pernafasan cuping hidung dan sianosis tidak ditemukan karena telah mendapat tindakan segera seperti pemberian O2 pada hari pertam MRS sehingga pada saat pengkajian pernafasan lebih membaik. Gejala klinis muntah juga tidak ditemukan karena telah diantisipasi dengan dipuasakan pada hari pertama..Pada masalah potensial diangkat masalah potensial terjadi Aspirasi. Akan tetapi tidak memerlukan kebutuhan segera karena tanda – tanda vital dalam batas normal meskipun mengalami sedikit peningkatan dan An. ”R” telah mendapat terapi yang terobservasi dengan baik.
            Intervensi hari kedua MRS untuk kasus ini yaitu melanjutkan pemberian oksigen, pemberian cairan parental, pemberian antibiotika dan kotikostiroid, nebulasi dan suctioning dan chest fisioterapi. Tentunya hal ini sudah sesuai dengan teori. Implementasi dilakukan dengan intervensi yang telah dibuat. Meskipun pada tahap evaluasi masalah belum sepenuhnya teratasi seperti msih terdengar ronchi pada pernafasan, sesak dan batuk, Namur asuhan yang diberikan cukup memberikan hasil yaitu tanda – tanda vital dalam batas normal dan keadaan umum cukup.






BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
            Kesimpulan yang dapat ditarik dalam pembuatan Asuhan Kebidanan pada An.”R
Umur 5 bulan dengan bronkiolitis yaitu pada tahap pengkajian data yang terdiri atas data subyektif diperoleh data secara lengkap. Data yang didapatkan dalam pengkajian diguanakan sebagai dasar dalam menentukan identifikasi diagnosa atau masalah terhadap keadaan yang dirasakan oleh anak. Pasien tidak mengalami keadaan yang gawat darurat, sehingga identifikasi kebutuhan segera tidak diperlukan dalam asuhan kebidanan ini.
      Pada penetalaksanaan rencana tindakan disusun berdasarkan keadaan yang dialami dan kebutuhan anak. Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat.
      Evaluasi yang didapat berdasarkan asuhan kebidanan yang diberikan, anak mengalami kemajuan dalam keadaan kesehatannya.
5.2 Saran 
1. Bagi petugas kesehatan
-            Dalam memberikan Asuhan Kebidanan diharapkan tetap mempertahankan untuk menjaga komunikasi dalam upaya menjalin kerjasama antara petugas dengan klien untuk keberhasilan asuhan yang diberikan. Selain itu dalam melakukan semua tindakan petugas kesehatan harus benar – benar memperhatikan kebersihan dan kesterilitisan
-            Memberi waktu kepada klien dan keluarga untuk bertanya seta memberikan keterangan dan informasi yang jelas dan tepat.
2. Bagi masyarakat
-            Keluarga diharapkan selalu bekerjasama dengan petugas kesehatan dalam proses pelayanan kesehatan sehingga asuhan dapat berjalan dengan baik
-            Melaksanakan saran dan petunjuk yang diberikan oleh petugas kesehatan
-            Segera datang/ memeriksakan diri kepada petugas kesehatan jika mengalami suatu kelainan atau mempunyai keluhan tertentu


DAFTAR PUSTAKA


Laksman, Hendra T. 2003, Kamus Kedokteran. Jakarta : Djambatan.
Staf pengajar IKA FKUI. 2005. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak dan Neonatal. Jakarta : Infomedika
Saifuddin, Abdul Bachri. 2002 . Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal. Jakarta
: YBP – SP
Uliyah, Musrifal. 2006. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika .
Wiknjosastro, Hanifa.2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YPB – SP